STIE
NASIONAL INDONESIA
RUANG
LINGKUP ILMU ALAMIAH DASAR
Dosen :
Disusun
oleh
Ahmad
Samsuri Ajis (174348051001 )
Halima
Tussa D ( 164348051034 )
Amir
Rudin ( 164348051028)
JAKARTA 2017
Kata Penghantar
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
ridho-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah materi mata kuliah ilmu alamiah dasar yang berjudul "RUANG LINGKUP ILMU
ALAMIAH DASAR “
Makalah ini berisi uraian mengenai latar belakang lahirnya Ilmu Alamiah dasar,Pengertian dari Ilmu Alamiah dasar dan tujuan dari ilmu alamiah itu sendiri.
Tak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu....... selaku pembimbing kami dalam pembelajaran mata kuliah ilmu alamiah dasar, juga kepada semua teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Harapan terdalam kami, semoga penyusunan makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua serta menjadi tambahan informasi mengenai "RUANG LINGKUP ILMU ALAMIAH DASAR “ bagi para pembaca.
Kami menyadari jika dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan hati yang terbuka kritik serta saran yang konstruktif guna kesempurnaan makalah ini.
Demikian makalah
ini kami susun, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan banyak terdapat
kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar- besarnya. Semoga bermanfaat. Amin.
Jakarta,Juli 2017
Penyusun
Daftar Isi
Halaman
Judul i
Kata
Penghantar ii
Daftar
Isi iii
BAB
1 Pendahuluan
1.1
Latar Belakang 1
1.2
Rumusan Masalah 1
1.3
Tujuan Pembahasan 1
1.4
Metode Penyusunan 2
BAB 2 Pembahasan
2.1 Pengertian Ilmu Alamiah Dasar 3
2.2 Lahirnya Ilmu Alamiah Dasar 3
2.3 Hubungan Manusia dengan Ilmu
Alamiah dasar 4
2.4 Konsep Ilmu Alamiah dasar 5
2.5 Metode Ilmiah dan
Implementasinya 10
2.6 Keterbatasan dan Keunggulan
Metode Ilmiah 12
2.7 Tujuan Ilmu Alamiah Dasar 13
2.8 Ilmu Alamiah terhadap
Perspektif Al Quran 14
BAB 3 Penutup
3.1 Kesimpulan 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang.
Ilmu Alamiah Dasar adalah ilmu
yang dipenggal berasal dari tiga suku kata. Ilmu artinya bagian dari
ilmu pengetahuan manusia. Alamiah artinya terjadi dengan sendirinya dan dasar
artinya permulaan suatu bentuk. Istilah ini berasal dari Eropa Daratan
(Belanda, Jerman, Inggris, dan Amerika). Yang mana istilah ini masuk ke
indonesia pada zaman yang berbeda-beda. Ilmu alamiah dapat dilihat dalam arti
luas dan dalam arti sempit. Dalam arti luas ilmu mencakup semua pengetahuan,
termasuk matematika dan filsafat. Sedangkan dalam arti sempit ilmu mencakup
pengetahuan deskriptif saja, diluar itu adalah non ilmiah.
Ilmu Alamiah Dasar merupakan sebuah ilmu yang mengkaji tentang gejala alam
semesta, termasuk yang terjadi di muka bumi ini. Ilmu Alamiah Dasar dapat juga
di katakan sebagai konsep awal terbentuknya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan
semua turunannya, seperti Biologi, Fisika, dan Kimia. IAD bersifat relatif dan
dapat berubah sesuai dengan kemajuan peradaban manusia.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam perumusan masalah ini kami
berusaha untuk merumuskan tentang:
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu Alamiah Dasar ?
2 .Bagaimana Proses Lahirnya Ilmu Alamiah Dasar?
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu Alamiah Dasar ?
2 .Bagaimana Proses Lahirnya Ilmu Alamiah Dasar?
3.Bagaimana hubungan
manusia dengan Ilmu Alamiah Dasar?
4. Bagaimana Konsep dari Ilmu Alamiah dasar ?
4. Bagaimana Konsep dari Ilmu Alamiah dasar ?
5.Bagaimana Metode Ilmiah dan
Implementasinya?
6.Keterbatasan dan Keunggulan Metode
Ilmiah
7.Apa
yang menjadi tujuan dari Ilmu Alamiah Dasar ?
8.Perspektif
Al Quran terhadap Ilmu Alamiah Dasar ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk:
1.
Menjelaskan
Pengertian dari ilmu Alamiah Dasar.
2.
Menjelaskan
Proses lahirnya ilmu Alamiah Dasar
3. Menjelaskan hubungan
manusia dengan ilmu alamiah Dasar
4. Menjelaskan apa saja yang
menjadi Konsep ilmu Dasar Alamiah
5. Menjelaskan
Metode Ilmiah yang di gunakan dan Implementasinya
6. Menjelaskan Keterbatasan dan Keunggulan
dalam penerapan Metode Ilmiah
7. Menjelaskan apa yang menjadi tujuan dari
Ilmu Alamiah Dasar
8. Menjelaskan hubungan Ilmu Alamiah Dasar
terhadap Al.Quran
1.4 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah melakukan diskusi kelompok, mencari materi untuk menjadi pembahasan diskusi melalui browsing di internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Ilmu Alamiah Dasar
Ilmu alamiah dasar atau sering disebut ilmu
pengetahuan alam (natural science) merupakan ilmu pengetahuan yang menjelaskan
tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga
terbentuk konsep dan prinsip. IAD hanya mengkaji konsep-konsep dan
prinsip-prinsip dasar yang esensial saja dan ilmu yang hanya berbicara tentang
bagaimna metode-metode ilmu kealaman dalam menjelaskan gejala-gejala alam lebih
secara filosofi.
IAD
merumuskan pemikiran yang selalu di landasi oleh realisme, karena ilmu sains
ini berbicara tentang metode-metode alamiah dan gejala-gejala alamiah sehingga
tidak dapat lepas dari realitas objek-objek materi yang dapat dilihat oleh
indra.
Sedangkan ilmu alamiah dasar menurut Abdulah Aly dan Eny Rahma (2006: V) “Ilmu Alamiah Dasar” merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Teknologi”.
Sedangkan ilmu alamiah dasar menurut Abdulah Aly dan Eny Rahma (2006: V) “Ilmu Alamiah Dasar” merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Teknologi”.
Jadi, pengertian ilmu alamiah dasar adalah
pengetahuan dasar yang mempelajari alam semesta,dan dapat dikatakan sebagai
konsep awal terbentuknya ilmu pengetahuan alam. Yang dapat dipelajarinya dengan
cara metode-metode atau prinsip-prinsip yang tidak dapat lepas dari kenyataan
(realitas).
Ilmu alamiah dasar yang mempelajari dasar-dasar
alamiah secara universal atau keselururan tapi yang mencakup dasar-dasarnya
saja. Ilmu alamiah selalu merumuskan masalahnya dari gejala-gejala yang
realitas sehingga metode yang dapat digunakan dalam ilmu alamiah dasar adalah
metode-metode yang tidak lepas dari objek-objek materi yang dapat dilihat dan
dirasa oleh panca indra. Metode-metode yang digunakan dalam menapsirkan Ilmu
Alamiah Dasar adalah metode-metode alamiah yang dapat di lihat oleh indra
sehingga,tidak dapat dengan mudah untuk mengambil keputusan untuk membuat
prinsip mengenai ilmu alamiah dasar jika tidak ada realitanya
2.2. Lahirnya Ilmu Alamiah
Dasar
Semenjak manusia di lahirkan di muka
Bumi ini,manusia bersentuhan dengan alam. Persentuhan manusia dengan alam
melahirkan pengalaman. Persentuhan tersebut melalui panca indera manusia. Sehingga
Panca indera merupakan alat komunikasi antara alam dengan manusia yang
menghasilkan pengalaman. Pengalaman itu
setiap saat bertambah karena manusia ingin mendapatkan jawaban dari pertanyaan
yang hakiki yakni apa, bagaimana, dan mengapa tentang hadirnya dia di muka bumi
ini atau tentang segala benda yang mengadakan kontak dengannya. Pengalaman
inilah yang memungkinkan terjadinya pengetahuan yakni kumpulan fakta-fakta
objek. Ilmu alamiah bersifat aktif, artinya dinamis dan selalu berkembang yang
berobjekan fakta dan gejala alam.
Kumpulan fakta yang selalu bertambah
selama manusia itu masih hidup. Pertambahan pengetahuan terjadi atas dua
dorongan pokok, yaitu :
a. Dorongan yang
bersifat praktis; manusia adalah makhluk yang dapat berfikir, berperasaan,
berbudi, yang selalu menjadikan hidupnya meningkat lebih tinggi dan aman.
Dorongan ini membuahkan ilmu terapan dan teknologi.
b.
Dorongan yang bersifat teoritis; manusia adalah makhluk yang
memiliki sifat ingin tahu dan mengerti tentang objek. Dorongan ini menumbuhkan
pengetahuan murni.
Ilmu alamiah mempelajari semua alam
yang berada di sekitar kita. Ilmu alamiah ingin memperoleh kebenaran dari
objeknya yang hendak dicakup oleh ilmu. Ilmuwan baru merasa puas jika ilmu yang
diperolehnya sesuai dengan objek. Persesuaian antara pengetahuan dengan objek
itulah yang disebut dengan kebenaran.
2.3 Hubungan Manusia dengan Ilmu Alamiah dasar
Membahas tentang
manusia berarti membahas tentang kehidupan sosial dan budayanya, tentang tatanan
nilai-nilai, peradaban, kebudayaan, lingkungan, sumber alam, dan segala aspek
yang menyangkut manusia dan lingkungannya secara menyeluruh.
Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup
tinggal, mencari, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait
secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama
manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks dan riil.
Lingkungan amat penting bagi kehidupan manusia. Segala
yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi
kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung, yaitu
kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya. Lingkungan
memiliki hubungan dengan manusia. lingkungan mempengaruhi sikap dan perilaku
manusia, demikian pula kehidupan manusia akan mempengaruhi lingkungan tempat
hidupnya. Faktor lingkungan (tanah, iklim, topografi, sumber daya alam) dapat
menjadi pra kondisi bagi sifat dan perilaku manusia. Lingkungan menjadi salah
satu variabel yang mempengaruhi kehidupan manusia. Manusia pun dapat
mempengaruhi lingkungan demi kemajuan dan kesejahteraan hidupnya.
Sedikit demi sedikit manusia mulai menyesuaikan diri pada
alam lingkungan hidupnya disadari ataupun tidak manusia memiliki pengaruh pada
alam lingkungan hidupnya. Perubahan alam lingkungan hidup manusia tampak jelas
di kota-kota, dibandingkan dengan di hutan rimba di mana penduduknya masih
sedikit dan primitif. Perubahan alam lingkungan hidup manusia akan berpengaruh
baik secara positif atau pun negatif. Berpengaruh baik bagi manusia karena
manusia mendapatkan keuntungan dari perubahan tersebut dan berpengaruh tidak
baik karena dapat mengurangi kemampuan alam lingkungan hidupnya untuk menyokong
kehidupannya.
2.4 Konsep Ilmu
Alamiah Dasar
Ilmu Alamiah Dasar
mempunyai beberapa konsep dasar dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan
Teknologi, diantaranya didalam konsep Teknologi adanya keterkaitan Teknologi
dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang membahas hubungan antara manusia sebagai
makhluk sosial. Bagaimana hubungan antar balik manusia
dengan manusia lainnya atau makhluk lain, yang terbagi atas Psikologi,
Pendidikan, Antropologi, Etnologi, Sejarah, Ekonomi, dan Sosiologi.
Dan dari apa yang sudah dijelaskan tadi
dapat disimpulkan bahwa manusia sangat memerlukan ilmu pengetahuan agar mampu
memenuhi kebutuhan sumber daya dengan cara melakukan pengamatan dan penggunaan
pengalaman serta teknologi.
Selain kebutuhan akan ilmu
pengetahuan, manusia pun mempunyai peranan dalam mengembangkan ilmu alamiah
dasar. Karena di dalam diri manusia inti
sendiri terdapat potensi-potensi diri yang dapat di gunakan dalam pengembangan
ilmu alamiah dasar. Adapun
potensi yang di miliki manusia antara lain
1.
Makhluk
yang memiliki Akal Budi dan Kemauan Keras
Sebagimana mahluk hidup lainnya manusia memiliki
persamaan baik secara morfologis maupun anatomis termasuk mekanisme organis
yang secara signifikan memiliki kesamaan proses biologis, seperti
-
Kebutuhan
makan/minum (nutrisi),
-
Kebutuhan
bernapas (respirasi),
-
Berkembang
biak (reprodukksi),
-
Menerima
rangsang (iritabilitasi),
-
Tumbuh
dan Bergerak
-
Berinteraksi
dengan lingkungannya
Selain persamaan yang di miliki oleh manusia dengan
makhluk hidup lainnya, manusia
pun memiliki perbedaan dengan makhluk hidup lainnya yang merupakan perbedaan
paling mendasarkan yaitu manusia memiliki akal
budi dan Kemauan.
Manusia adalah makhluk yang lemah dibanding makhluk
lain namun dengan akal budinya dan kemauannya yang sangat kuat maka manusia
dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi manusia dapat hidup dengan lebih baik lagi. Akal budinya dan kemauannya yang sangat kuat itulah sifat unik dari manusia.
2.
Makhluk
Yang Penuh Dengan Rasa Ingin Tahu.
Rasa ingin tahu makhluk lain lebih didasarkan oleh
naluri (instinct) /idle curiosity naluri ini didasarkan pada upaya
mempertahankan kelestaraian hidup dan sifatnya tetap sepanjang zaman. Manusia
juga mempunyai naluri seperti tumbuhan dan hewan tetapi ia mempunyai akal budi
yang terus berkembang serta rasa ingin tahu yang tidak terpuaskan.
.Ilmu Pengetahuan Alam itu dimulai dari rasa ingin
tahu, yang merupakan suatu ciri khas manusia. Manusia memiliki rasa ingin
tahu tentang benda-benda di sekelilingnya, alam sekitarnya, bulan, bintang dan
matahari yang dipandangnya, bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri.
Sesuatu masalah yang telah dapat dipecahkan maka
akan timbul masalah lain yang menunggu pemecahannya, manusia setelah tahu
apanya maka ingin tahu bagimana dan mengapa
3.
Manusia
Dengan Alam Pikiran Yang Selalu Berkembang
Manusia selalu merasa ingin tahu, maka ia akan
selalu mencari jawaban rasa ingin tahunya terutama terhadap fenomena (gejala)
alam. Perkembangan lebih lanjut dari rasa ingin tahu manusia adalah untuk
memenuhi kebutuhan non-fisik atau kebutuhan alam pikirannya, manusia
mereka-reka sendiri jawabannya.berdasarkan sejarah perkembangan manusia,
menurut August Comte membagi menjadi tiga tahap : (1) tahap teologi atau tahap
metafisia. (2) tahap filsafat, dan (3) tahap positif atau tahap ilmu.
Mitos
Mitos termasuk dalam tahap teologi atau tahap
metafisia. Mitologi berarti pengetahuan tentang mitos yang merupakan kumpulan
cerita-cerita mitos. Manusia menyusun mitos untuk mengenal realita atau
kenyataan, yakni pengetahuan yang tidak objektif melainkan subjektif. Mitos
diciptakan untuk memuaskan rasa ingin tahu manusia untuk menjawab keterbatasan
manusia tentang alam. Dalam alam pikiran mitos, rasio atau penalaran belum
terbentuk, yang bekerja hanya daya khayal, intuisi atau imajinasi. Mitos adalah
suatu cerita tradisional mengenai peristiwa gaib dan kehidupan dewa-dewa. Istilah mitos (mythos) berasal dari bahasa Latin yang artinya
adalah “perkataan” atau “cerita”. Orang pertama yang memperkenalkan istilah
mitos adalah Plato. Plato memakai
istilah “muthologia”, yang artinya menceritakan cerita. Menurut
Van Peursen mitos adalah suatu cerita yang memberikan pedoman atau arah
tertentu kepada sekelompok orang. Cerita itu dapat ditularkan, dapat pula
diungkapkan melalui tari-tarian, pementasan wayang, sendratari, drama dan
sebagainya.
Puncak hasil pemikiran mitos terjadi pada zaman
Babylonia yakni ± 700-600 SM. Orang-orang Babylonia berpendapat bahwa alam
semesta itu sebagai ruangan setengah bola dengan bumi datar sebagai lantainya,
sedangkan langit-langit dengan bintang merupakan atapnya. Namun, yang
menakjubkan adalah mereka telah mengenal ekliptika yaitu suatu bidang edar
matahari dan telah menetapkan perhitungan satu tahun yaitu satu kali matahaari
beredar sampai ke tempat semula yakni selama 365, 25 hari. Horoskop atau
ramalan nasib manusia berdasarkan perbintangan seperti Virgo, Sagitarius, Scorpio,
Pisces, Leo dan sebagainya, yang sampai saat ini masih dipercaya banyak orang
juga berasal dari Babylonia.
Pengetahuan orang-orang Babylonia ini setengahnya
berasal dari hasil pengamatan atau pengalaman, namun setengahnya berupa dugaan,
imajinasi, kepercayaan atau mitos. Pengetahuan demikian dapat dianggap
sebagai pseudo science yang artinya mirip sains tetapi bukan
sains.
Legenda
Legenda adalah cerita rakyat yang
seorang tokohnya dikaitkan dengan nama suatu daerah. Apakah tokoh tersebut
pernah ada atau tidak, namun tokoh tersebut dihubungkan dengan apa yang
terdapat disuatu lingkungan sebagai bukti kebenaran sutu legenda.
Legenda yang dalam bahasa Latin disebut legere
adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh empunya cerita sebagai sesuatu
yang benar-benar terjadi.
Oleh karenanya, legenda sering kali dianggap sebagai sejarah
kolektif (folk history). Meski demikian, karena tidak tertulis, maka
kisah-kisah tersebut telah mengalami distorsi, sehingga sering kali jauh
berbeda dengan aslinya. Oleh sebab itu, jika legenda dipergunakan sebagai bahan
untuk merekonstruksi suatu sejarah, maka legenda harus dibersihkan terlebih
dahulu bagian-bagiannya dari hal-hal yang mengandung sifat-sifat cerita rakyat
(folklore). Legenda ataupun cerita rakyat, terkait dekat sekali dengan
Mitologi. Namun, pada cerita rakyat, waktu dan tempat tidak spesifik dan
ceritanya tidak dianggap sebagai sesuatu yang suci dan dipercaya kebenarannya
layaknya Mitologi. Sedangkan legenda sendiri, meskipun kejadiannya dianggap
benar, pelaku-pelaku kisahnya adalah manusia, bukan Dewa dan monster seperti
pada Mitologi.
Contoh-contoh Legenda
Asal Mula Danau Toba, seorang petani melanggar janji istrinya, seorang putri
ikan, untuk tidak memberitahu anak mereka bahwa ibunya adalah ikan, sehingga
terjadi bencana besar yang menenggelamkan desa setempat sehingga jadilah Danau
Toba
Asal
Mula Tangkuban Perahu,
Sangkuriang seorang pemuda yang diusir oleh ibunya Dayang Sumbig, karena
membunuh ayahnya yang dikutuk menjadi anjing pulang ke kampung halamannya. Lalu
ia bertemu dengan wanita cantik yang ternyata adalah ibunya dan ia berniat
untuk menikahi wanita tersebut dengan syarat membuat bendungan dan sebuah
sampan besar sebelum fajar. Saat Sangkurang Hampir berhasil, Dayang Sumbing
berbuat curang sehingga ia gagal. Sangkuriang marah, membuka bendungan sehingga
terjadi banjir bandang. Sangkuriang menendang sampan itu hingga telungkup
lalu jadilah gunung Tangkuban Perahu.
Malin Kundang,
seorang anak yang merantau ke kota kembali setelah sukses lalu menghina ibunya
sehingga dikutuklah ia menjadi batu.
Rasio
Atau Akal Sehat
Pengetahuan
manusia dimulai dari rasa ingin tahu manusia itu sendiri. Rasa ingin tahu ini
sudah dimiliki manusia sejak kecil. Banyak cara untuk memuaskan rasa ingin tahu
manusia. Anak yang belum dapat bertanya senang mencoba-coba hal yang tidak
diketahuinya. Sebagai contoh, anak kecil senang memasukan barang-barang ke
dalam mulutnya hanya untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Di tahap selanjutnya
anak-anak akan banyak bertanya contohnya “itu apa ?”, “ini bagaimana?” itu hal
yang lumrah dilewati oleh manusia untuk pengembangan diri. Rasa ingin tahu
tersebut akan terpuaskan bila diperoleh pengetahuan yang dia pertanyakan dengan
hal yang benar.
Pengetahuan dapat diperoleh kebenarannya dari dua
pendekatan, yaitu pendekatan non-ilmiah dan ilmiah. Pada pendekatan non ilmiah
ada beberapa pendekatan yakni akal sehat, intuisi, prasangka, penemuan dan
coba-coba dan pikiran kritis.
Dengan bertambah majunya alam pikiran manusia dan
makin berkembangnya cara-cara penyelidikan, manusia dapat menjawab banyak
pertanyaan tanpa mengarang mitos.
Menurut A. Comte, dalam
perkembangan manusia sesudah tahap mitos, manusia berkembang dalam tahap
filsafat. Pada tahap filsafat, rasio sudah terbentuk, tetapi belum ditemukan
metode berpikir secara obyektif. Rasio sudah mulai dioperasikan, tetapi kurang
obyektif. Berbeda dengan pada tahap teologi, pada tahap filsafat ini manusia
mencoba mempergunakan rasionya untuk memahami obyek secara dangkal, tetapi obyek
belum dimasuki secara metodologis yang definitif.
Perkembangan alam pikiran
manusia merupakan suatu proses, maka manusia tidak puas dengan
pemikiran ini, sehingga berkembang ke dalam tahap positif atau tahap ilmu.
Dalam tahap positif atau tahap ilmu ini, rasio sudah dioperasikan secara
obyektif. Manusia menghadapi obyek dengan rasio.
Dalam menghadapi
peristiwa-peristiwa alam, misalnya gunung api meletus yang menimbulkan banyak
korban dan kerusakan, manusia tidak lagi mengadakan selamatan dengan
tari-tarian dan nyanyian, tetapi akan mengamati peristiwa itu, mempelajari
mengapa gunung api itu dapat meletus, kemudian berusaha mencari penyelesaian
dengan tindakan-tindakan yang sesuai dengan hasil pengamatannya. Misalnya,
dengan mencegah terjadinya letusan yang hebat. Untuk mengurangi banyaknya
korban, penduduk di sekeliling gunung api tersebut dipindahkan ke daerah lain.
Inilah bukti bahwa manusia lama-kelamaan tidak puas dengan mitos sebagai
pemikiran yang irasional, kemudian mencari jawaban yang rasional.
Pemecahan secara rasional
berarti mengandalkan rasio dalam usaha memperoleh pengetahuan yang benar. Kaum
rasionalis mengembangkan paham yang disebut rasionalisme. Dalam menyusun
pengetahuan, kaum rasionalis menggunakan penalaran deduktif. Penalaran deduktif
adalah cara berpikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum untuk
menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif
ini menggunakan pola berpikir yang disebut silogisme. Silogisme itu terdiri
atas dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Kedua pernyataan itu
disebut premis mayor dan premis minor. Kesimpulan atau konklusi
diperoleh dengan penalaran deduktif dari kedua premis tersebut.
Dengan
demikian, jelas bahwa penalaran deduktif ini pertama-tama harus mulai dengan
pernyataan yang sudah pasti kebenarannya. Aksioma dasar ini yang dipakai untuk
membangun sistem pemikirannya, diturunkan atau berasal dari idea yang menurut
anggapannya jelas, tegas, dan pasti dalam pikiran manusia. Dengan penalaran deduktif
ini dapat diperoleh bermacam-macam pengetahuan mengenai sesuatu obyek tertentu
tanpa ada kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak. Di samping itu juga
terdapat kesulitan untuk menerapkan konsep rasional kepada kehidupan
praktis.
Tokoh-Tokoh Yunani yang telah memberikan sumbangan perubahan yang
berbasis rasio antara lain Pythagoras (500 sm ), Demokritos
( 460- 370 sm ), Plato
( 427-345 sm ), Aristoteles
( 384-322 sm ), Ptolomeus
(127-151sm ).
2.5.
Metode
Ilmiah dan Implementasinya
Metode
ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisik. Ilmuwan melakukan
pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena
alam prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut kemudian diuji dengan
melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, maka
hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Adapun karakteristik dalam penelitian ilmiah, yaitu :
1. Sistematik.
(Harus bertahap )
2. Logis.
( Masuk akal )
3. Empiric ( Ada data )
4. Replikatif ( Dapat
di uji berkali-kali )
Langkah-langkah operasional metode ilmiah
Karena
metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat
langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap
langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun
langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
1.
Merumuskan masalah.
2.
Merumuskan hipotesis.
3.
Mengumpulkan data.
4.
Menguji hipotesis.
5.
Merumuskan kesimpulan.
Merumuskan Masalah
Berpikir ilmiah melalui metode
ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya masalah. Permasalahan ini
kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan kalimat
tanya diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk
mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian
menyimpulkannya.Permusan masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin
memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya sendiri belum dirumuskan ? .
Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban
sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan
data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah,
perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat membantu
mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat
melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh
karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk
mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah
dirumuskan.
Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan
tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan
data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode
ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya.
Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan
dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan
bergantung pada data yang dikumpulkan.
Menguji Hipotesis
Sudah disebutkan sebelumnya
bahwa hipotesis adalah jawaban sementaradari suatu permasalahan yang telah
diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian
hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak
membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis
tersebut. Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus
terlebih dahulu menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf
signifikansi yang tetapkan maka akan semakin tinggi pula derajat
kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian. Hal ini dimaklumi karena taraf
signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian
hipotesis itu sendiri.
Merumuskan Kesimpulan
Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode
ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian
dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis
dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan
untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan,
walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak peneliti
terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak
relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.
2.6.
Keterbatasan
dan Keunggulan Metode Ilmiah
· Keterbatasan
Dengan metode ilmiah dapat
dihasilkan ilmu atau pengetahuan yang ilmiah. Dalam pengujian hipotesis,
diperlukan data. Data ini berasal dari pengamatan yang dilakukan oleh panca
indera. Kita mengetahui bahwa panca indera mempunyai keterbatasan untuk menangkap
sesuatu fakta. Dengan demikian maka data yang terkumpul juga tidak sesuai
dengan yang sebenarnya. Kesimpulan yang diambil berdasarkan data tidak
benar, tentu saja juga tidak akan benar. Jadi, peluang terjadinya kekeliruan
suatu kesimpulan yang diambil berdasarkan metode ilmiah tetap ada. Oleh karena
itu semua kesimpulan ilmiah, atau kebenaran ilmu bersifat tentatif, artinya kesimpulan itu dianggap benar selama belum
ada kebenaran ilmu yang dapat menolak kesimpulan itu. Sedangkan kesimpulan
ilmiah yang dapat menolak kesimpulan ilmiah yang terdahulu, menjadi
kebenaran ilmu yang baru. Keterbatasan lain yaitu tidak dapat
menjangkau untuk membuat kesimpulan yang bersangkutan dengan baik dan buruk
atau sistem nilai, tentang seni dan keindahan.
· Keunggulan
Keunggulan dari metode
ilmiah sebagai berikut :
a. Mencintai
kebenaran yang obyektif, dan bersikap adil
b. Menyadari
bahwa kebenaran ilmu tidak absolut
c. Tidak percaya
pada takhyul, astrologi maupun untung-untungan.
d. Ingin tahu
lebih banyak
f. Tidak
berpikir secara prasangka
e. Tidak
percaya begitu saja pada suatu kesimpulan tanpa adanya bukti-bukti yang nyata.
f. Optimis,
teliti dan berani menyatakan kesimpulan yang menurut keyakinan ilmiahnya adalah
benar.
2.7.
Tujuan Ilmu Alamiah Dasar
Bidang Ilmu Alamiah ditentukan oleh metode ilmiah,
karena bidang ilmu alamiah adalah wahana di mana metode ilmiah dapat
diterapkan. Sedangkan ilmu non alamiah adalah wahana dimana metode ilmiah tidak
dapat diterapkan. Contoh Hipotesa tentang keberadaan Tuhan merupakan konsep
yang bisa menyebabkan orang Atheis.
Sebagai
konsekuensi metode ilmiah adalah menerapkan tujuan Ilmu Alamiah Dasar yaitu
membentuk dan menggunakan teori. Beberapa orang mengatakan tujuan Ilmu Alamiah
Dasar adalah mencari kebenaran dan menemukan fakta. Ilmu Alamiah hanya dapat
mengemukakan bukti kebenaran sementara, dengan kata lain kebenaran sementara
adalah “Teori”. Karena tidak ada sesuatu yang mutlak tetapi terus mengalami
perubahan (contoh tentang teori bumi ini bulat). Ilmu Alamiah tidak menentukan
moral atau nilai suatu keputusan. Manusia pemakai Ilmu Alamiahlah yang menilai
apakah hasil Ilmu Alamiah itu baik atau sebaliknya. Contoh penemuan mesiu atau
bom atom.
Tujuan Ilmu Alamiah Dasar terbagi dua, yaitu :
a)
Tujuan Instruksional Umum
Tujuannya adalah dimana dapat
memahami perkembangan penalaran manusia terhadap gejala-gejala alam
sampai terwujudnya metode ilmiah yang secara khusus dari ilmu pengetahuan Alam.
b) Tujuan Instruksional Khusus
1. Dapat
menjelaskan perkembangan naluri kehidupan manusia.
2. Dapat
menjelaskan perkembangan alam pikir manusia dalam memenuhi kebutuhan terhadap "Rahasia ingin
tahu" nya.
3. Dapat memberi
alasan yang diterima mitos dalam kehidupan masyarakat.
2.8. Ilmu Alamiah Dasar Menurut Perspektif Al-Qur’an
Semua orang berkepentingan untuk
mengetahui dasar-dasar ilmu alam, karena mulai dari gas oksigen yang dihirup,
makan dan minum yang dikonsumsi, hingga listrik yang digunakan dirumah,
semuanya berhubungan dengan ilmu alam (sains), dan banyak ayat yang terdapat
didalam Al-Qur’an yang berisi tentang itu semua.
Membahas sains dalam perspektif
Al-Qur’an sama artinya membincangkan pemahaman dan penafsiran Al-Qur’an dengan
kajian teori ilmu alam, yang sudah lama dikenal dalam sejarah islam. Al-Ghazali
mengatakan bahwa : “Semua ilmu pengetahuan, baik yang terdahulu maupun yang
terkemudian, baik yang sudah diketahui maupun yang belum, semua bersumber dari
Al-Qur’an”.
Firman Allah dalam Al-Qur’an tentang
penciptaan langit dan bumi :
Artinya : 190. Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadaklah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami
dari siksa neraka.( Ali Imran
: 190-191 )
3.1 KESIMPULAN
Dari beberapa uraian diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) tidak hanya
mengkaji gejala – gejala alam yang terjadi namun ia juga mengkaji proses –
proses alami yang ada di alam termasuk dalam diri manusia sebagai bagian dari
alam semesta. Jadi Ilmu Alamiah Dasar adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji
konsep – konsep dan prinsip – prinsip dasar yang esensial terhadap gejala –
gejala alam termasuk manusia itu sendiri sebagai bagian dari alam dan segala
yang ada di bumi ini.
Ilmu Alamiah Dasar adalah kegiatan atau upaya manusia untuk
mengkaji dan mempelajari atau memperoleh pengetahuan tentang alam semesta dan
gejala-gejala yang ditimbulkan alam semesta dengan cara dan langkah-langkah
yang sistematis dan terperinci sehingga bisa dibuktikan kebenarannya.
Ilmu
Alamiah Dasar adalah suatu kajian ilmu pasti yang benar-benar bisa di uji
kebenarannya, karena dalam proses pengkajiannya terjadi beberapa
langkah-langkah efektif yang memang terbukti bisa mendapatkan informasi yang
valid tentang suatu keadaan alam semesta yang dilakukan oleh manusia atas dasar
sifat dan ciri manusia yang memiliki kecerdasan dan keinginan untuk mengenal
dan beradaptasi pada lingkungannya.
terimakasihh mass.. postingan anda sangat membatu kami
BalasHapuslebih membantu lagi seandainya anda tambahkan referensinya
sama-sama kak'
Hapussemoga bermanfaat utk kita semua.
terima kasih kak' untuk masukan dan sarannya